Gilang Margi Nugroho, owner Kepiting Nyinyir

Logo bibir merah yang didesain mirip dengan kepiting dipertegas dengan tulisan Kepiting
Nyinyir di bawahnya terpampang menantang di depan kedai. Di meja depan nampak seorang
wanita berkerudung melayani seorang lelaki berjaket ojek daring (online). Beberapa orang
dengan jaket serupa mengantre. Yang lain baru saja memarkirkan motornya. Sedangkan di
dalam beberapa orang sedang sibuk memasak kepiting dan kerang. Tidak nampak seorang
pun yang sedang makan kepiting balado ataupun kerang saus tiram.

“Karena memang Kepiting Nyinyir konsepnya adalah resto online, tinggal pesan ke Gojek
dan kepiting pun tersaji di meja kantor atau di mana saja pemesan berada selama masih di
areal Jakarta,” ujar owner Kepiting Nyinyir Gilang Margi Nugroho di taman depan kedainya,
Ahad (19/11/2017) di Jalan Yudistira, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ia memulai usaha ini sejak Oktober 2016 di Gang Kramat sekitar 100 meter dari tempat
sekarang bersama kedua temannya. “Sekarang tinggal berdua, saya dan Rahman Abdul
Rahim,” ujar lelaki kelahiran 19 Oktober 1989 tersebut.

Seorang patungan Rp 1 juta sehingga terkumpul Rp 3 juta. Dimasaklah 30 porsi kepiting lalu
dibagikan kepada 30 teman. Syaratnya mereka harus memotret makanannya dan memberikan
testimoni di medsosnya masing-masing. “Begitu mereka posting, teman-teman mereka pada
nanya, Alhamdulilah dua hari kembali modal,” ujar lelaki yang pernah kuliah di Jurusan
Desain Grafis Trisakti.

Semakin lama semakin banyak order dan Pak RT pun marah karena semakin banyak motor
ojek parkir di gang sehingga menyusahkan warga untuk lalu lalang. Maka sejak Agustus
2017 kedai peraih juara Mitra Gojek of The Year 2017 pun pindah ke tempat yang lebih layak
seperti sekarang.

Karyawannya asalnya hanya 3 orang sekarang 17 orang. Ketika ditanya omsetnya, Gilang
pun tertawa sembari bercanda, “Ha.. ha.. ha.. nanti saya didatangi petugas pajak.” Setelah
didesak ia pun berkata, “Alhamdulillah, bulan kemarin sampai 500 juta.”

Pada September 2017, tiba-tiba ada direct message (DM) dari karyawan Badan Wakaf Al-
Qur’an (BWA) menawarinya untuk berwakaf. “Jadi, pas saya lihat company profile-nya ini
bagus nih. Ooh yang disalurkan juga banyak, mereka mengidentifikasikan masalah dan pos-
posnya orang bisa sedekah nih banyak banget pilihannya.

Jadi kita bisa tahu dana kita kemana- kemananya. Pendekatannya juga bagus, komunikasinya juga bagus,” ungkap Gilang. Gilang pun menyambutnya dengan baik. Sejak saat itu ia rutin berwakaf setiap bulan. Ia pun
bertekad, selama masih ada rezekinya, akan terus berwakaf pada program yang berbeda
setiap bulannya. “Karena biar semua program terpenuhi. Biar dapat pahalanya kolektif,”
pungkasnya.[]