Keutamaan Membaca Al Quran 

 

Sebagai penyempurna ajaran kitab-kitab terdahulu, Al-Quran mengandung berbagai keutamaan dahsyat sehingga layak dijadikan pedoman hidup. Bahkan membaca Al-Quran pun dinilai dan dihitung sebagai ibadah. Hal ini termaktub di hadist riwayat HR. Tirmidzi.

Rasulullah SAW bersabda,

 

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Quran), baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.

Adapun selain dinilai sebagai ibadah, membaca Al-Quran juga mengandung berbagai keutamaan dan manfaat lainnya yang berguna bagi kehidupan kita—baik di kehidupan dunia maupun di akhirat. Apa saja keutamaannya lainnya membaca Al-Quran? Ayo kita telusuri!

 


  1. Memperoleh Ketenangan Hati

Merasa tidak tenang dan gelisah belakangan ini? Sahabat Wakaf bisa mencoba untuk merutinkan dan membiasakan membaca Al-Quran. Alasannya, semakin kita sering membaca Al-Quran semakin kita menyadari dan mengingat kebesaran dan kasih sayang Allah terhadap setiap umat-Nya. Allah berfirman,

 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram (Surat Ar-Ra’d Ayat 28).

Kemampuan Al-Quran untuk membuat hati senantiasa tenteram terletak pada setiap ayat. Setiap ayat dalam Al-Quran menjadi obat hati dan penawar dari segala penyakit hati. Hal ini ditegaskan firman Allah SWT di Surat Al-Isra Ayat 82:

 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Lebih lanjut lagi Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan makna obat atau penawar yang disebut Surat Al-Isra Ayat 82. Arti penjelasan beliau adalah sebagai berikut:

Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur (Tafsir Adhwaul Bayan).

 


  1. Menjadi Manusia Berkualitas

Semua manusia di dunia ini pasti ingin menjadi manusia bermanfaat dan berkualitas bagi orang lain. Allah memberikan banyak cara bagi para umat-Nya untuk menjadi manusia berkualitas dan bermafaat bagi sesamanya—salah satunya membaca, mengamalkan sekaligus mengajarkan Al-Quran kepada orang-orang yang belum dapat memahaminya secara kaffah. Dalil mengenai membaca Al-Quran dapat menjadikan pembacanya manusia berkualitas dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

 

عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري

Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari).

 


  1. Menaikkan Derajat

Ada satu riwayat hadits dari Imam Bukhari menyatakan bahwa membaca Al-Quran mampu meningkatkan derajat pembacanya. Arti dari hadits tersebut adalah:

 

إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما، ويضع به آخرين

Sesungguhnya dengan Kitab inilah (Al-Quran), Allah mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkan derajat selain mereka (HR. Muslim).

Mengapa membaca Al-Quran dapat menaikkan derajat? Al-Quran sebagai kalam Ilahi dapat mendekatkan kita kepada Sang Khalik sebab melalui Al-Quran, Allah layaknya bercakap-cakap kepada hamba-Nya. Sudah tentu semakin sering kita membaca Al-Quran, semakin dekat kita kepada Allah SWT.

 


  1. Memperoleh Syafaat Di Hari Kiamat

Atas izin Allah SWT, Al-Quran dapat memberikan syafaat atau pertolongan bagi kita hari kiamat. Tujuannya untuk meringankan beban hukuman yang diterima oleh setiap makhluk. Sebagaimana  sabda Rasulullah SAW:

 

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya (HR. Muslim).

 


  1. Kebaikannya Dapat Menghapus Dosa

Seperti termaktub di Surat Hud Ayat 114, setiap perbuatan baik dapat menghapus dosa atau kesalahan.

 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

Karena setiap ibadah pasti bernilai kebaikan, maka sudah pasti giat membaca Al-Quran akan memperoleh pahala. Insya Allah, pahala membaca Al-Quran dapat menghapus seluruh dosa dan kesalahan kita.

 

Adab Membaca Al-Quran

Layaknya ibadah lainnya seperti sholat, membaca Al-Quran pun ada adab dan ketentuannya. Yuk simak 4 adab membaca Al-Quran menurut penjelasan Imam Nawawi dalam kitab  Al-Tibyan fi Adab Hamlat Alquran. Semoga adab dan ketentuan ini dapat menyempurnakan pahala membaca Al-Quran.

 


  1. Dalam Keadaan Suci

Perintah untuk bersuci dengan berwudhu saat membaca Al-Quran, tertulis di Al-Quran. Tepatnya Surat Al-Waqi’ah Ayat 77-79. Allah berfirman,

 

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (٧٧) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (٧٨) لا يَمَسُّهُ إِلا الْمُطَهَّرُونَ (٧٩)

Dan (ini) sesunggguhnya Al-Quran yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.

Firman Allah di Surat Al-Waqi’ah juga dikuatkan arti hadits shahih berikut ini:

 

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ رَحِمَهُ اَللَّهُ أَنَّ فِي اَلْكِتَابِ اَلَّذِي كَتَبَهُ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وِسَلَّمَ لِعَمْرِو بْنِ حَزْمٍ: أَنْ لاَ يَمَسَّ اَلْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abdullah bin Abi Bakar bahwa dalam surat yang ditulis oleh Rasulullah SAW kepada ‘Amr bin Hazm  tertulis : Janganlah seseorang menyentuh Al-Quran kecuali orang yang suci (HR. Malik).

Dua dalil inilah menjadi pedoman Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i bahwa mushaf Al-Quran harus disentuh dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil maupun hadas besar. Sementara itu Al-Hanafiyah menyatakan bahwa Al-Quran dapat disentuh orang-orang berhadas asalkan menggunakan perantara, misalnya lidi atau sapu tangan—dengan syarat lidi atau sapu tangan terbuat dari bahan tidak mengandung najis.

Adapun anak-anak diperbolehkan memegang Al-Quran tanpa besuci terlebih dahulu. Hal ini seperti diungkapkan oleh pendapat ulama-ulama kalangan Syafi’iyah sebagai berikut. Pendapat tersebut memiliki arti:

Tidak terlarang bagi anak kecil yang sudah tamyiz untuk menyentuh mushaf walaupun dia dalam keadaan hadas besar. Dia dibolehkan untuk menyentuh, membawa dan untuk mempelajarinya. Yaitu tidak wajib melarang anak kecil semacam itu karena ia sangat butuh untuk mempelajari Al Quran dan sangat sulit jika terus-terusan diperintahkan untuk bersuci. Namun ia disunnahkan saja untuk bersuci.

 


  1. Menghadap Kiblat

Saat membaca Al-Quran, dianjurkan untuk menghadap kiblat sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat HR. Thabhrani.

 

خير المجالس ما استقبل به القبلة

Sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.

Adapun lokasi membaca Al-Quran juga perlu diperhatikan, yaitu bukandi tempat yang kotor dan penuh najis, misalnya di kamar mandi. Kemudian bagaimana hukum membaca Al-Quran tanpa menghadap kiblat? Dalam kitab al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, Imam Nawawi mengemukakan pendapatnya:

 

يستحب للقارئ في غير الصلاة ان يستقبل القبلة فقد جاء في الحديث  خير المجالس ما استقبل له القبلة  و يجلس متخشعا بسكينة و وقار مطرقا رأسه، و يكن جلوسه وحده في تحسين ادبه و خضوعه كجلوسه لين يدي معلمه، فهذا هو الاكمال و لو قرأ قائما او مضطجعا او في فراشه او على غير ذلك من الاحوال جاز و له اجر و لكن دون الاول

Disunnahkan bagi orang yang membaca Al-Quran di luar sholat untuk menghadap kiblat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Sebaik-baik duduk adalah yang menghadap kiblat.’ Juga disunahkan duduk dengan khusyuk, diam, dan tenang serta menundukkan kepalanya. Hendaknya duduk dengan memperbagus adabnya serta merendahkan diri layakya duduk di hadapan gurunya. Duduk seperti ini adalah duduk yang paling sempurna. Namun jika ia membaca dengan berdiri, tidur miring atau membaca di tempat tidurnya atau dalam posisi yang lain, maka diperbolehkan dan ia tetap mendapatkan pahala, tetapi bukan yang utama.”

Jadi kesimpulannya, sebaiknya kita membaca Al-Quran dengan menghadap kiblat agar memperoleh kesempurnaan pahala. Selain itu, sudah selayaknya kita menghadap kiblat dan duduk sesopan mungkin sebab membaca Al-Quran merupakan perwujudan bercakap-cakap dengan Allah SWT.

 


  1. Dimulai Dengan Membaca Ta’awudz

Ta’awudz merupakan bentuk permohonan kepada Allah SWT dari godaan dan tipu daya setan. Mengenai keutamaan membaca ta’awudz sebelum memulai membaca Al-Quran, Allah telah berfirman di Surat An-Nahl Ayat 98:

 

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Apabila kamu membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

 


  1. Khusyuk Saat Membaca Al-Quran

Bacalah Al-Quran dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Ketika terburu-buru, kemungkinan besar terjadi kesalahan dalam membaca panjang pendek huruf, pelafalan huruf, dan urutan huruf. Perintah Allah untuk tartil membaca Al-Quran termaktub dalam Surat An-Nisa Ayat 82:

 

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran?

Di samping membaca Al-Quran, akan lebih baik jika kita berusaha mentadabburi dengan cara merenungkan setiap ayat dibaca dengan baik-baik agar mampu mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda mengenai pentingnya mengamalkan Al-Quran. Arti dari hadits ini dijabarkan sebagai berikut:

Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya (HR. Bukhari).

Semoga dengan mengamalkan Al-Quran, hidup semakin berkah dan selalu memperoleh perlindungan dan tuntunan dari Allah SWT. Jangan lupa berwakaf Al-Quran untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan di pelosok. Klik www.bwa.id!